About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful.

Selasa, 22 Oktober 2013

KEMPING (My Story)

CAI
(CINTA ALAM INDONESIA)
TAHUN 2013/2014

Dimulai pada hari Selasa tanggal 13 Agustus 2013, saat dimana aku harus menikmati usiaku yang dikategorikan sebagai mudi-mudi, aku akan pergi mengikuti asrama CAI yang memang harus aku ikuti sebagai kewajibanku. Acara pembukaan akan dilaksanakan setelah solat Magrib, jadi sebelum solat magrib kami (rombongan mudi-mudi Barat) harus sudah sampai di lokasi, Bumi Perkemahan Pondok Pesantren Syaifurrahman. Biar keren sedikit. Acara akan berlangsung selama 3 hari karena itu, aku membawa tas yang lumayan kembung, ditambah aku membawa termos kecil, untuk antisipasai kalau – kalau aku membutuhkannya. Mulai dari perlengkapan untuk tidur sampai tidur kembali. Tapi tentu saja aku tidak membawa kasur ataupun bantal, karena kami terbiasa untuk tidur beralaskan karpet berselimutkan sarung, berbantalkan tas kembung itu tadi.

Mobil rombongan menjemput kami pada pukul 17:00, padahal kami sudah menunggu selama hampir 3 jam, ya kami sudah stand by sejak pukul 14:00. Ternyata benar dugaan kami, mobil itu sudah sesak oleh muda/i dari kelompok lainnya. Dengan sedikit memaksakan tubuh untuk berdesakan akhirnya kami bisa berangkat dan sampai di tujuan dengan selamat. Meskipun muda/i disana sudah berbaris rapih untuk bersembahyang Magrib. Setelah magrib, panitia memberitahukan untuk peserta yang belum melaksanakan registrasi / pendaftaran, diharapkan segera malakukan registrasi.
Akhirnya aku pergi ke Aula dimana aku dan peserta lainnya akan tidur dan menerima materi. Tepat si depan aula, seorang pemuda sudah duduk dikursi dengan meja bertuliskan “Tempat Pendaftaran Putri” . Aku menyerahkan sekeresek beras seberat 2 kg sebagai syarat pendaftaran. Seharusnya satu orang satu kilogram beras ditambah uang sepuluh ribu rupiah, aku memberikan 2 kg karena aku mendaftar atas nama sendiri dan atas nama kakakku. Aku sedikit kikuk saat berhadapan langsung dengan pemuda itu, entah karena masih linglung perjalanan selama satu jam, atau karena bingung tidak tau harga, atau mungkin karena pemuda itu bicara dengan lugat Jawa. Saat aku bilang “ Ini uangnya”, pemuda itu malah meminta sebentar, karena uangnya sedang diambil oleh pemuda lainnya. Setelah menunggu, pemuda kedua datang dengan membawa toples – toples berisikan uang seraya berkata dengan lugat Jawa “Eh, lali,, pulpene ketinggalan”. Tak salah lagi pemuda itu adalah Beni, teman baik temanku. Setelah pemuda pertama mengambil pulpen miliknya, ia mulai bertanya, nama, asal kelompok, dll. Selesai dengan wawancara singkat, aku memberikan uang sebesar dua puluh ribu, dengan perhitungan untuk uang pendaftaran aku dan kakakku. Tapi ternyata si pemuda itu malah memberi kembalian sebesar seribu rupiah, aku terkejut bingung, lho kok??, Si pemuda berkata ini kembalian untuk mbak Anis. Saat itu aku sempat diam terbingung, dan akhirnya aku menyerahkan ung dua puluh ribu lainnya, untuk Kakakku. Kami sempat berlempar pembicaraan membahas harga makalah yang menurut perkiraan seharga belasan ribu dan ternyata hanya seharaga semilan ribu untuk dua makalah, sangat jauh dengan 2 tahun sebelumnya saat aku mengikuti Asrama CAI pertamaku. Over acting terjadi saat kuku tanganku secara tidak sengaja menyentuh tangan pemuda itu, aku sangat bingung karena tentu saja itu dosa, dia bukan mahram saya. Aku buru – buru berkata “Oops...”. Tapi Si pemuda tidak bereaksi apapun, dan itu membuatku semakin salah tingkah. Aku buru – buru pergi dari barisan antre, dan Beni berteriak dengan nada tenang menanyakan “Makalahnya udah belum?”. Aku spontan berkata “ Eh, belum”. Dan kembali mengambil 4 buah makalah dengan perasaan malu.
Ini cerita singkatku, apa ceritamu??
Please coment... !



0 komentar:

Posting Komentar